Rizal Mantovani adalah sutradara film Indonesia yang dikenal dengan karya-karyanya yang beragam dan transisi luar biasa dari dunia arsitektur ke perfilman. Mantovani, yang memiliki gelar di bidang arsitektur, memilih untuk mengikuti hasratnya dalam bercerita melalui layar lebar, sebuah keputusan yang telah memberikannya berbagai penghargaan baik di dalam negeri maupun internasional.
Perjalanan Mantovani di industri film dimulai dengan penyutradaraan bersama film “Kuldesak” (1998), sebuah film fitur revolusioner yang diciptakan bersama sutradara Indonesia lainnya, Mira Lesmana, Riri Riza, dan Nan T. Achnas. “Kuldesak” menandai awal karir cemerlang Mantovani di perfilman, menetapkan preseden untuk kesuksesan-kesuksesan berikutnya.
Film fitur keduanya, “Jelangkung” (2001), yang disutradarai bersama Jose Poernomo, menjadi tonggak penting dalam kariernya. Film horor supernatural ini memikat penonton di seluruh negeri dan menjadi hit box office terbesar di Indonesia pada tahun 2001. Kesuksesan ini memperkokoh reputasi Mantovani sebagai pencerita ulung dan pelopor genre horor dalam industri film Indonesia.
Setelah “Jelangkung,” Mantovani melanjutkan perjalanannya di genre horor dengan “Trilogi Kuntilanak,” yang diproduksi oleh MVP Pictures. Seri pertama, “Kuntilanak” (2006), tidak hanya meraih kesuksesan komersial tetapi juga menjadi dasar bagi franchise “Universe” film pertama di Indonesia. Seri ketiga dari trilogi ini, “Kuntilanak 3,” memenangkan penghargaan ‘Sutradara Terbaik’ di Bali Film Festival 2008, menyoroti kemampuannya dalam merangkai narasi yang menarik dan menegangkan.
Selain horor, Mantovani menunjukkan fleksibilitasnya dengan drama inspiratif “5cm,” yang diproduksi oleh Soraya Films. Film ini, yang diadaptasi dari buku best-seller karya Donny Dhirgantoro, mendapat pujian kritis dan memenangkan penghargaan ‘Film Terbaik’ dan ‘Sutradara Terbaik’ di Festival Film Bandung 2012. Tema cerita yang menginspirasi dan memotivasi ini sangat resonan dengan penonton, menunjukkan keahlian Mantovani dalam menangani berbagai genre.
Selain film fitur, Mantovani telah menyutradarai banyak video musik, termasuk “Sambutlah” oleh Denada, yang memberikannya penghargaan MTV ‘Moon Man’. Karyanya dalam video musik semakin menegaskan visi kreatifnya dan pengaruhnya di berbagai media.
Proyek terbaru Mantovani, “Kereta Berdarah” (Train of Death), tayang perdana secara internasional di Udine Far East Film Festival ke-26 di Udine, Italia. Upaya terbaru ini menekankan relevansi dan inovasinya yang berkelanjutan di arena film global.
Karir Rizal Mantovani adalah bukti dari bakat dan tekadnya. Dari lulusan arsitektur hingga sutradara peraih penghargaan, perjalanannya menginspirasi para calon pembuat film dan memberikan kontribusi besar bagi perfilman Indonesia. Karyanya terus memikat penonton, dan warisannya sebagai sutradara tetap berpengaruh baik di Indonesia maupun di dunia internasional.